CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Tuesday, 5 February 2013

Miracle it was easily to found


       Pernah ngga sih kalian denger temen, saudara atau orang-orang terdekat kalian yang masih suka mengeluh “Tuhan tuh kok ya nggak banget banget banget sayang ya samah gue, banyak banget hal-hal sial yang gue alamin, mana Tuhan keajaiban-Mu itu.. mana?” 

       Well.. mungkin memang itu manusiawi, tapi apa iya manusia itu seharusnya bersikap seperti itu terus- menerus? Kesialan yang kita alami itu kan bisa saja kejadian yang kita deskripsikan dengan penalaran kita sendiri sebagai kesialan. Padahal menurut Tuhan itu memang harus kita alami. Dan memang cara Tuhan terkadang beda banget sama cara berpikir kita, dan mungkin itulah yang membuat kita-kita ini mendeskripsikan kejadian yang sudah diatur sama Tuhan kita tadi terasa menjadi sebuah kesialan bagi kita.
     Ketika kita semakin sering mendeskripsikan suatu kejadian dengan penalaran kita sendiri, semakin susah kita menyadari keajaiban-keajaiban yang sudah Tuhan sediakan setiap harinya bagi kita. Buru-buru mau berangkat sekolah terus kejebak macet dibilangnya ini hari sial terus ban motor bocor pulaa -_- , dibilangnya ini hari sial. Secara tidak kita sadari ungkapan ini pun adalah sebuah pendeskripsian hal yang merujuk ke sebuah kesialan. Anggapan-anggapan semacam itu memang kritis, tetapi kritisnya mengarah ke hal yang akan merugikan diri sendiri. Kalau hal semacam itu dilakukan berulang-ulang dan terus menerus ya kita akan merasa Tuhan itu sama sekali tidak sayang sama kita. Padahal cara-cara kita dan anggapan-anggapan kita lah yang membuat rasanya Tuhan itu tidak sayang sama kita, dan di situlah kesalahan awalnya terletak.
  Kita memandang keajaiban-keajaiban itu adalah sesuatu yang luar biasa yang jarang kita temui, dan sesuatu yang merubah hidup kita. Ya memang benar, hal-hal itu adalah keajaiban. Tapi jika kita beranggapan bahwa keajaiban itu hanyalah hal-hal yang telah disebutkan tadi, ya berarti jangan heran lagi kalau kita akan selalu mengeluhkan kesialan-kesialan menurut anggapan kita tadi menimpa kita terus-menerus. Beda hasilnya jika kita mau membuka pemahaman kita dengan beranggapan bahwa keajaiban itu ada di mana-mana dan keajaiban itu mudah ditemukan. Seperti ketika gelap boleh berubah menjadi terang itu sudah merupakan sebuah keajaiban, kita boleh sayang kepada pasangan dan pasangan kita juga sayang kepada kita itu sudah sebuah keajaiban, dan ketika kita masih diberi kesempatan untuk bangun pagi dan mempunyai peluang untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kita pun itu adalah sebuah keajaiban. Hal-hal sederhana itu jika kita mau membuka diri untuk menganggapnya sebagai sebuah keajaiban, maka kita akan terus mengucapkan syukur. Dan dari ungkapan-ungkapan syukur itulah wujud dari rasa sembah kita dengan Tuhan akan semakin terasa. Kemudian jika sudah demikian, maka hal yang tadinya kita anggap kesialan menurut penalaran kita tadi akan berubah menjadi hal yang merupakan jalan menuju keajaiban yang sudah Tuhan sediakan setelahnya. Karena untuk menuju setiap hasil akhir, pastilah dengan caranya yang berbeda-beda.

   “Don't ever throw away your miracle
“Don't let it slip away”
“Nothing should matter”

No comments:

Post a Comment